Komunitas Banyolan Sunda

share to whatsapp

NAMANYA komunitas Banyolan Sunda. Namun komunitas ini bukan sekadar kumpulan orang-orang tukang banyol (melucu, red). Justru sebaliknya, komunitas yang didirikan pada 6 Februari 2009 ini adalah wadah bagi orang-orang yang serius mempertahankan nilai-nilai kesundaaan. Hebatnya, komunitas ini tidak melulu membicarakan soal kesundaan, apalagi sekadar menghabiskan waktu dengan ngabanyol, heureuy, atau bertukar guyonan.

"Anggota komunitas Banyolan Sunda ada yang berprofesi sebagai dosen, bankir, dan pengusaha. Jadi yang diobrolkan bisa soal merek dan barang baru yang akan dipasarkan atau soal peluang kerjasama dan mendirikan perusahaan baru," kata ketua komunitas Banyolan Sunda, Aminudin.

Aminudin yang akrab dipanggil Abah Amin mengatakan dia dan kawan-kawannya membentuk komunitas Banyolan Sunda didorong oleh keprihatinan atas banyak hal yang membuat (urang) Sunda seakan tertinggal dan terpinggirkan.

"Lewat komunitas Banyolan Sunda, saya ingin membuktikan bahwa urang Sunda bukan orang- orang yang sekadar suka ngabanyol, heureuy, apalagi pemalas. Bahwa orang Sunda suka heureuy itu benar. Tapi bagi saya heureuy Sunda adalah sebuah nilai positif dan bukan kelemahan," kata Abah Amin yang sarjana lulusan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran ini.

Pandangan umum terhadap urang Sunda yang gemar ngabanyol dan heureuy, menurut Abah Amin, lebih banyak negatifnya. Abah Amin mencontohkan, urang Sunda dinilai tidak memiliki daya juang atau etos kerja yang kuat.

"Padahal itu salah besar. Nah lewat komunitas Banyolan Sunda ini, saya dan teman-teman bertekad meningkatkan militansi urang Sunda. Kami ingin memberdayakan potensi Sunda yang belum tergali. Sunda harus bangkit," ujarnya kepada Tribun di acara ulang tahun ke-3 komunitas Banyolan Sunda di rumah makan Ampera, Jalan Rancabolang, Minggu (12/2).

Dengan tekad seperti itu, tidak heran bila komunitas Banyolan Sunda tabu hanya sekadar berkangen-kangenan atau nyanyi dan joget besama ketika berkumpul ketika 'kopi darat' seperti dibuktikan pada acara ulang tahun ke-3 komunitas ini.

"Saya bahkan punya target, setiap acara komunitas Banyolan Sunda bermanfaat bagi anggotanya. Misalnya kami berkumpul dan menggelar acara sebagai media pameran produk-produk yang dihasilkan anggota komunitas Banyolan Sunda," kata Abah Amin.

"Saya tidak ingin urang Sunda disebut konsumtif. Saya ingin menjadikan urang Sunda sebagai sosok yang produktif," katanya.

Anggotanya 19.000 Orang!

SELAIN lintas profesi, anggota komunitas Banyolan Sunda juga ternyata bukan hanya urang Sunda. Mereka yang bergabung dalam Komunitas Banyolan Sunda bahkan tersebar di banyak negara.
"Hingga sekarang anggota kami sudah mencapai 19.000 orang," kata Abah Amin.

Abah Amin mengatakan belasan anggota komunitas Banyolan Sunda ini adalah mereka yang aktif mengunjungi situs www.banyolansunda.com. Di dunia maya, kata Abah Amin, anggota komunitas Banyolan Sunda bisa bertukar informasi terbaru dari berbagai wilayah dan negara.

"Walaupun hanya lewat dunia maya, kami memiliki ikatan batin yang kuat. Kami menjadi keluarga besar. Ikatakan kekeluargaan kami makin dieratkan lewat silaturahmi dengan mengadakan berbagai acara misalnya family gathering, mengunjungi anggota yang tinggal di kota yang berbeda, menengok anggota yang sakit, dan banyak lagi," ujar Abah Amin yang diamini Abdul Hamid yang di komunitas Banyolan Sunda lebih dikenal dengan panggilan Kang Aham.

Tentang anggota yang tersebar di luar negeri, Kang Aham mengatakan lebih banyak berkomunikasi di dunia maya. "Bukan tidak mungkin pada satu saat, kami bisa berkumpul dengan anggota komunitas Banyolan Sunda dari luar negeri," ujar Kang Aham.

Bukan Hanya Wayang Golek

KOMUNITAS Banyolan Sunda memiliki memberdayakan masyarakat Sunda dan mengenalkan khazanah kesundaaan ke dunia internasional. Komunitas yang baru berusia 3 tahun ini misalnya ingin mengenalkan dan mempertahankan bahasa Sunda dari kepunahan. Komunitas ini juga punya tekad untuk membawa kesenian dan berbagai kekayaan budaya Sunda ke dalam pergaulan budaya internasional.

Untuk tujuan tesebut, komunitas Banyolan Sunda membuat media broadcast yang diberi nama Radio Baraya Sunda (RBS). Hebatnya RBS dibuat dengan format radio streaming online. Alamat RBS adalah www.radiobarayasunda.com. Dengan format seperti ini, acara yang ditayangkan RBS bisa diakses dari berbagai negara di belahan dunia.

"Acara tembang Sunda dan wayang golek misalnya, sudah punya pendengar setia dari Italia. Anggota komunitas Banyolan Sunda dari Italia yang berprofesi sebagai penyanyi jazz itu, tidak pernah ketinggalan mendengarkan acara tembang Sunda dan wayang golek dari RBS," kata Kang Aham pengasuh acara tembang Sunda dan wayang golek di RBS.

Karena tidak mau dituding sebagai komunitas yang hanya membanggakan kebudayaan sendiri, komunitas Banyolan Sunda lewat RBS juga punya acara musik jazz dan blues.

"Ini membuktikan bahwa Sunda tidak kurung batok (tidak asyik sendiri, red). Selain itu, lewat dua acara ini kami juga bisa mengenalkan bahasa Sunda. Pasalnya walaupun acara jazz dan blues tapi bahasa pengantarnya tetap bahasa Sunda," kata Kang Aham yang berprofesi sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Kepada Tribun, Kang Aham mengaku dia sempat menjadi sasaran tembak banyak pihak yang tidak setuju ada acara yang tidak berbau Sunda seperti jazz dan blues di RBS. "Untuk mereka tentu kami beri penjelasan. Dan Alhamdulillah acara kami bisa berjalan terus sampai sekarang," ujar Kang Aham bangga.

Sumber: Tribun Jabar, Sabtu, 3 Maret 2012




Follow:
Instagram twitter